Liburan yang hanya sehari, karena tidak bisa memperpanjang
dengan cuti di harpitnas Jumatnya, kami manfaatkan untuk jalan-jalan ke taman
buah Mekarsari, yang tidak trlalu jauh dari rumah. Kebetulan juga sedang ada
ayahku yang dating nengok anaknya di Jakarta ini.
Perjalanan ke Mekarsari Cileungsi dapat ditempuh melalui
rute, dari rumah ke pintu tol JORR – Ampera selama 10 menit, dari Ampera sampai
keluar tol Cibubur kurang dari 30 menit karena cukup lancar. Tapi dari keluar
pintu tol memasuki jalan alternative Cibubur ini lain cerita, jalur yang memang
terkenal padat ini ternyata masih padat juga di hari libur. Saya rasa factor utama
memang karena banyaknya volume kendaraan akibat semakin banyak pula perumahan
di sekeliling kawasan tersebut, tanpa ada alternative jalan lain. Di samping
itu, begitu banyak putaran balik yang dijaga pak ogah juga turut memperparah
kemacetan dan kesemrawutan. Mulai keluar tol sampai masuk taman buah Mekarsari harus
kami tempuh hampir 1 jam.
|
Peta kawasan Taman Buah Mekarsari |
Tiket masuk Mekarsari di hari biasa sebesar Rp 15.000/orang
hari biasa dan Rp 20.000/orang hari libur, plus Rp 10.000 untuk parker roda 4.
Ini untuk masuk ke area saja, sementara kalau mau keliling kebun buah harus
naik kereta kelinci dan bayar lagi Rp 10.000/orang. Ya namanya ke kebun buah,
pasti semua orang pingin keliling lihat2 kebuh buahnya kan…heheh.
|
Kereta kelinci dan Badut Buah |
Naik kereta kelinci cukup mengasikkan, kita bisa santai
sambil melihat pohon-pohon buah di perbunan tersebut sambil dipandu guide
merangkap sopir. Jadi untuk menjadi sopir kereta kelinci ini gak sekedar harus
bisa nyetir, tapi juga harus ngerti masalah pertanian, hapal nama-nama pohon
plus bahasa latinnya, dan bisa berkomunikasi.
Di area Mediteranian Exotic kami bisa melihat pohon buah yang
sebelumnya belum pernah melihat seperti Menteng, Sawo kecik, Dewandaru, dll. Di
area melon kami juga melihat pohon melon tumbuh menggantung di dalam green
house. Mas guide nya juga menjelaskan bahwa melona dalah tanaman semusim,
artinya setelah berbuah, dipanen, langsung mati atau tidak dapat berproduksi lagi.
Serupa dengan pohon semangka dan pisang. Saat itu sedang musim panen jeruk,
tapi kami tidak ke kebun jeruk karena memang tidak membeli tiket untuk paket
panen buah.
|
Pohon Dewandaru |
|
Pohon Sawo Kecik |
Setelah mengelilingi kebun, yang tidak sampai ke ujungnya
(kecuali membeli tiket khusus paket panen buah) kereta kelinci menurunkan kami
di area danau. Di sini kita bisa menikmati keindahan danau dan udara segar di
bawah pohon rindang. Nampak ada panggung dan tenda di kebun kelapa di tepi
danau yang ternyata memang disewa untuk acara group. Kami hanya berjalan
melintasi jembatan gantung bercat kuning
menuju pulau kecil di tengah danau, yang nampaknya adalah pulau buatan.
|
Danau dan waterboom di seberang |
Dari danau kami kembali menaiki kereta kelinci yang sudah
menanti untuk kembali area entrance. Sampai entrance kami sempatkan makan siang
di kantin mekarsari karena memang sudah jam nya makan siang, kemudian kami
mampir ke took buah. Buah yang dijual di sini lumayan bagus, segar, dan cukup
murah. Saya membeli belimbing, jeruk bali, salak, timun suri, jambu merah dan
sirup pala. Saat melewati fruit center tempat penjualan aneka bibit pohon buah,
kami mampir sebentar untuk melihat-lihat. Ternyata ayahku yang memang hobi
tanam-menanam tertarik untuk membeli pohon jambu ball untuk ditanam di
pekarangan depan rumah di kampung. Dengan hanya Rp 25 ribu kami bisa membawa
pulang bibit jambu bol dengan tinggi sekitar 1 meter itu.
Akhirnya kami pulang dengan menenteng belanjaan buah dan
bibit jambu bol. Meskipun harus menempuh kemacetan Cibubur, kami merasa senang
mendapat pengalaman baru di mekarsari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar